DKI JakartaHeadlineNasional

Mempertanyakan Motif PERTEMUAN Jokowi, PDIP dan Partai Komunis China

Jakarta,Mitratoday.com-Pengamat Politik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Andriadi Achmad menilai pertemuan antara Jokowi, PDIP dan PKC (Partai Komunis Cina) menunjukkan adanya indikasi kedekatan dan persahabatan. Oleh karena itu, perlu dibatasi kedekatan tersebut masih dalam koridor kerjasama ekonomi dan perdagangan, jangan sampai kerjasama lebih jauh apalagi dalam ranah ideologi.(22/09/2019).

“Perlu dibatasi bahwa kerjasama Jokowi, PDIP dan PKC hanya dalam tataran peningkatan ekonomi dan perdagangan. Kalo sudah masuk dalam kerjasama ideologi, sangat berbahaya dang bisa mengancam NKRI.” Tegas Andriadi Achmad saat diwawancarai kalangan media.

Dalam dunia internasional sebelum perang dunia kedua, ada dua blok besar yang saling bersitegang dan berhadapan yaitu blok timur dipimpin Uni Soviet dan sekutunya dengan mengusung ideologi komunis. Sedangkan blok barat yaitu dikomandoi Amerika Serikat dan sekutunya mengusung ideologi liberalisme. Adapun posisi Indonesia sebagai salah satu komando negara-negara non blok.

“Saat blok barat dan blok timur bersitegang dan saling berperang, Indonesia dibawah presiden Soekarno memilih jalan non-blok bersama dengan negara-negara Asia dan Afrika. Sehingga pernah terselenggara konferensi Asia Afrika di Bandung.” Jelas Dosen FISIP UPN Veteran Jakarta ini.

Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC (Political Communication Studies and Research Centre) ini mempertanyakan motif dan tujuan utama pertemuan antara Jokowi, Megawati, PDIP dengan PKC. Soalnya dalam UUD 1945 secara jelas ideologi komunis merupakan ajaran terlarang di Indonesia. Seolah dibawah kepemimpinan Jokowi dan PDIP semakin mempererat hubungan tidak hanya dengan negara Republik Rakyat Cina (RRC), akan tetapi menjalin kemesraan dengan partai berideologi komunis (PKC).

“Pertemuan PDIP dengan PKC tentu akan menimbulkan pertanyaan ditengah-tengah masyarakat. Selama ini PDIP disudutkan  dengan isu sebagai partai pendukung komunis. Lantaran beberapa kader PDIP merupakan mempunyai genetis dengan tokoh komunis Indonesia.” Demikinan tutup Andriadi Achmad mengakhiri wawancara.

(Red)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button