BlitarDaerahHeadlineHukum

Santri Meninggal di Aniaya, Pengawasan Kemenag Blitar Di Pertanyakan

Blitar,mitratoday.com – Kasus pembullyan berujung kematian terus terjadi di Kabupaten Blitar. Terbaru, sebanyak 17 santri pondok pesantren Tahsinul Akhlaq, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan ditetapkan sebagai tersangka, lantaran menganiaya temannya hingga tewas.

Muhammad Ali Rofi atau MA (14) harus menjadi korban yang kesekian kalinya dari kolaborasi antara bobroknya mental dan sistem pengawasan, serta pembinaan dari Kemenag yang asal-asalan.

Terungkap, MAR yang terluka parah pada kepala dan tubuh, dihajar ramai-ramai dengan kabel setrika, gagang kayu dan sapu. “17 orang telah ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Rizal, Senin (8/1/2024).

MAR meninggal dunia pada Minggu (7/1/2024) setelah 5 hari koma di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. MAR diketahui dikeroyok oleh rekan-rekannya sesama santri di Ponpes Kalipang Sutojayan pada Selasa (2/1/2024) malam.

Kejadian yang terus berulang ini, seakan tak dijadikan bahan pelajaran bagi para pemangku kebijakan. Sayangnya, selama ini, yang keluar ke publik hanyalah wacana-wacana normatif belaka.

Salah satunya dari Kementrian Agama (Kemenag) Blitar. Melalui kepalanya, Baharuddin pada Rabu (10/1/2024), mengatakan akan menerbitkan panduan pendidikan pesantren ramah anak.

“Ironisnya, panduan-panduan semacam itu hanya manis di bibir saja. Akui saja lah kalau kalian (Kemenag) itu lalai. Selama ini, tindakannya hanya sebatas responsif saja, implementasinya nol besar,” ujar salah satu pemerhati pendidikan Blitar, Rizky Alamsyah, Kamis (11/1/2024).

Sadewo pun mendesak Kemenag dan pihak pesantren agar bertanggung jawab penuh atas peristiwa nahas ini.

“Bila perlu, harus tegas tutup saja pesantrennya. Kalau memang tidak bisa mendidik anak, tidak usah buka pesantren,” pungkasnya.

Pewarta : Novi

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button